Permasalahan inipun, mendapat perhatian publik sekaligus Kepala Puskesmas Lespadangan dokter Nurul Agustien dan dokter Ulum Rokhmat Rokhmawan selaku kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto.
"Kontroversi ini muncul, ketika seorang penderita diabetes melitus selama puluhan tahun merasa bahwa oknum dokter RA diduga berucap tidak sepatutnya,"
Menurut Y (inisial), oknum dokter yang berinisial RA ini disinyalir kurang menghargai pada pasien yang sudah berumur (tua). Sehingga, ucapan yang diduga kurang pantas diucapkan itu, menyulut perasaan Y yang ditafsirkannya tak punya rasa sopan.
"Sementara, oknum dokter inisial RA saat dikonfirmasi mengungkapkan bahwa pasien yang dimaksud sudah lama seperti itu. Pihaknya juga mengaku telah memberi rujukan beserta obatnya. Namun, ia tak menjelaskan kepada awak media rujukan yang diberikannya itu untuk penyakit dalam atau penyakit mata. Kata Y.
Ketika disinggung terkait kebiasaan gaya bicaranya menghadapi pasien, ia kembali mengatakan bahwa yang dilakukan itu tak merasa dilakukan.
"Kayak seperti itu, itu kan apa ya? Gak kroso (tak terasa) itu kalau memang iya, gak ada. gak merasa. Sudah saya jelaskan (pada pasien), sekarang saya periksa, saya obati, besok saya rujuk," jelas oknum dokter RA. Selasa, (07/05/2024).
Saya itu, lanjutnya, dokter sudah lama. Lha saya ini, bergabung di "Bumi Budaya Mojokerto" sama "Mojokerto Maju" (Grup whatsapp). Disini kan juga ada wartawan di dalam itu, ya sudah tahu pemikiran saya.
"Kalau bab kemarin itu, ada pasien seperti itu sudah lama. Saya memberi masukan, dan itu memang seperti ada gangguan. Jadi, DM (Diabetes Melitus) terus gangguan psikis," tutur oknum dokter RA.
Pewarta : Agung Ch