Kisah Nyata Keluh dan Kesedihan Seorang Kakak

PIMRED
Publiser ~
0
Kisah Nyata: 
MITRAJATIM.COM - Di sebuah desa kecil, tinggallah empat (4) orang saudara, anak yang pertama seorang laki laki, sedang tiga (3) orang perempuan adalah adik adiknya, dari kecil mereka rukun dan saling mengerti dan membantu satu dengan saudara lainya.

Sedari kecil sampai nenginjak masa dewasa semuanya saling menghormati dan saling menyayangi, serta saling anjang sana dan silaturohkmi, walau tidak jarang mereka berempat sering perang mulut jarena berselisih faham.

" Sang kakak laki laki satu satunya memanglah sedikit nakal, namun dia tetap sangat sayang pada adik adiknya, disaat masih anak anak sang kakak selalu mengasuh adik adiknya karena orang tua mencari nafkah, si emak (ibu) nya dipagi buta berangkat ke ladang/sawah, sedang sang bapak berangkat kerja di surabaya.

Disaat kedua orang tuanya tidak ada dirumah, si kakaklah yang mengasuh ketiga adik adiknya, si kakak selalu mengasuh dengan kasih sayang, ia selalu mengalah, dari makan dan jajananpun mengutamakan adik adiknya.

Disaat emak (ibu)nya pulang dari ladang, diantara 3 adiknya ada yang menangis, si kakak dipanggil dimarai dan di cambuk, dikira si kakak tidak bisa momong mengasuh dengan baik dikira tidak bisa melindungi adik adiknya, "si kakakpun menangis karena selalu disalahkan.

" Singkat cerita" setelah semuanya tumbuh remaja dan menginjak dewasa, mereka berempat tetap hidup rukun dan saling mengasihi, walaupun ada riak riak kecil yang dilalui, itupun si kakak sering menerima omelan dan cercaan diantara mereka.

Sebenarnya saudara tertua laki laki satu satunya ini memang sedikit dimanja oleh kedua orang tuanya, walau sedikit berwatak kasar, sang kakak ini tetap setia membela dan melindungi adik adiknya, begitupun si adik, juga mengasihi si kakak laki laki satu satunya.

Kehidupan mereka tetap harmonis dan saling mengasihi, "ngugemi pituture wong tuwo".

" Setelah mereka berempat beranjak dewasapun tetap rukun, bahkan kakak laki lakinya pernah pergi jauh tidak pulang, tinggal mereka berdua adik nomor 2 dan nomor 3 yang setia mencari kakaknya, sedang si ragil, yang nomor empat seakan tidak peduli.

Perbedaan watak serta karakter merupakan hal yang wajar, namun sangat disayangkan, belakangan ini sangatlah jauh berbeda, walau si kakak merasa punya tanggung jawab pada adik adiknya, namun penerimaan adik adiknya serta cara menyampaikan pada si kakak sangatlah menyakitkan.

Pada suatu hari, si Kakak ini datang dari jauh bersilaturohmi kerumah adiknya, karena sebelumnya si kakak ini mendapat kabar tidak mengenakkan terhadap keponakan anak dari adik ragilnya yang berada dikampung halamanya.

Sang kakak ini, mencari tau penyebab serta kebenaranya, si kakak ingin meluruskan dan menuntaskan sebuah persoalan didalam keluarga besarnya, " Namun apa dikata, ia datang jauh jauh tidak mendapat respon yang baik, malah duhujat dan diumpat dengan kata kata yang tidak sepatutnya dari adik adik perempuanya.

" Bahkan, Adik adik iparnya tidak bisa berbuat bijak untuk memberi saran pada para pendampingnya, " Si Kakak pertamanya dicaci maki dan dihujat habis habisan si kakak merasa tersudutkan, padahal dengan kedatangan si kakaklah masalah bisa terungkap dan menemukan solusi terbaik untuk keluarga.

Saat peristiwa itu dimalam hari, karena ucapan dari adik adiknya sangat menyinggung perasaan dan harga dirinya, saat itu pula si akak berniat ingin langsung balik pulang malam itu juga bersama putranya, namun apa daya, ia tetap bertahan semalaman ia tidak bisa tidur, dimalam itu si kakak terus menitikan air mata, ia terngiang dengan kata kata adik adiknya yang sangat menyakitkan perasaan.

Diheningnya malam, air matanya terus menetes sembari menunggu waktu pagi, begitu pagi menjelang subuh iapun berkemas untuk balik ke tempat rantaunya.
" Dipagi buta si kakak minta tolong pada adik iparnya untuk diantar ke terminal Bungur asih, akhirnya si adik iparnya mengantar sampai terminal di pagi buta. 

Ia pun berjalan bergegas dengan putranya, setelah sampai diatas Bus patas tal lama, Bus Patas antar Kota berangkat, jam menunjukan pukul 3.25.00.(sebelum subuh) didalam bus si kakak beserta putranya sama sama menangis di sepanjang perjalanan. - Bersambung..... (Red- MJ)


Posting Komentar

0Komentar

Terimakasih atas tanggapan dan komentar anda, kami team Redaksi akan menyaring komentar anda dalam waktu dekat guna kebijakan komonikasi untuk menghindari kata kata kurang pantas, sara, hoax, dan diskriminasi.
Dalam jangka waktu 1x24 jam segera kami balas
Kami tunggu saran dan kritikannya, salam !!!

Posting Komentar (0)